Nama : Nicodemus Malir
NRI : 100317045
Jurusan : Ilmu
Kehutana
Tugas Survei Tanah dan Evaluasi Lahan
Evaluasi lahan umumnya merupakan kegiatan lanjutan dari survei dan pemetaan tanah atau sumber daya lahan lainnya, melalui pendekatan interpretasi data tanah serta fisik lingkungan untuk suatu tujuan penggunaan tertentu. Sejalan dengan dibedakannya macam dan tingkat pemetaan tanah, maka dalam evaluasi lahan juga dibedakan menurut ketersediaan data hasil survei dan pemetaan tanah atau survei sumber daya lahan lainnya, sesuai dengan tingkat dan skala pemetaannya.
Pendekatan
Dalam
evaluasi lahan ada 2 macam pendekatan yang dapat ditempuh mulai dari tahap
konsultasi awal (initial consultation) sampai kepada klasifikasi kesesuaian
lahan (FAO, 1976). Kedua pendekatan itu adalah: 1) pendekatan dua tahapan (two
stage approach); dan 2) pendekatan paralel (parallel approach).
- Pendekatan dua tahapan. Pendekatan dua tahap terdiri atas tahap pertama adalah evaluasi lahan secara fisik, dan tahap kedua evaluasi lahan secara ekonomi. Pendekatan tersebut biasanya digunakan dalam inventarisasi sumber daya lahan baik untuk tujuan perencanaan makro, maupun untuk studi pengujian potensi produksi (FAO, 1976). Klasifikasi kesesuaian tahap pertama didasarkan pada kesesuaian lahan untuk jenis penggunaan yang telah diseleksi sejak awal kegiatan survei, seperti untuk tegalan (arable land) atau sawah dan perkebunan. Konstribusi dari analisis sosial ekonomi terhadap tahap pertama terbatas hanya untuk mencek jenis penggunaan lahan yang relevan. Hasil dari kegiatan tahap pertama ini disajikan dalam bentuk laporan dan peta yang kemudian dijadikan subjek pada tahap kedua untuk segera ditindak lanjuti dengan analisis aspek ekonomi dan sosialnya.
- Pendekatan paralel. Dalam pendekatan paralel kegiatan evaluasi lahan secara fisik dan ekonomi dilakukan bersamaan (paralel), atau dengan kata lain analisis ekonomi dan sosial dari jenis penggunaan lahan dilakukan secara serempak bersamaan dengan pengujian faktor-faktor fisik. Cara seperti ini umumnya menguntungkan untuk suatu acuan yang spesifik dalam kaitannya dengan proyek pengembangan lahan pada tingkat .
Survei tanah dikenal 3 macam metode
survei, yaitu metode grid (menggunakan prinsip pendekatan sintetik), metode
fisiografi dengan bantuan interpretasi foto udara (menggunakan prinsip
amalitik), dan metode grid bebas yang merupakan penerapan gabungan dari kedua
metode survey. Biasanya dalam metode grid bebas, pemeta ‘bebas’ memilih lokasi
titik pengamatan dalam mengkonfirmasi secara sistematis menarik batas dan
menentukan komposisi satuan peta. Menurut Rayes (2007)
Peranan Survei tanah adalah mendeskripsikan
karakteristik tanah-tanah di suatu daerah, mengklasifikasikannya menurut sistem
klasifikasi baku, memplot batas tanah pada peta dan membuat prediksi tentang
sifat tanah. Perbedaan penggunaan tanah dan bagaimana tanggapan pengelolaan
mempengaruhi tanah itulah yang terutama perlu diperhatikan (dalam merencanakan
dan melakukan survei tanah). Informasi yang dikumpulkan dalam survei tanah membantu
pengembangan rencana penggunaan lahan dan sekaligus mengevaluasi dan
memprediksi pengaruh penggunaan lahan terhadap lingkungan (Rayes, 2007).
Adapun tujuan dari survei tanah itu sendiri
adalah untuk memberikan atau menyediakan informasi kepada pemakai tentang
tanah, bentuk wilayah dan keadaan lain yang perlu diperhatikan, Untuk
menyediakan informasi yang akan membantu pengambilan keputusan tentang
penggunaan lahan dan rencana pengembangan wilayah yang disurvei (Hakim, dkk,
1986).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar